
Tips Melatih Anak Untuk Makan Sendiri – Bayi baru lahir perlu diberikan pendidikan yang memadai untuk memastikan bahwa anak dapat mandiri ketika tumbuh dewasa. Jika orang tua memberikan pendidikan yang buruk, anak juga akan berperilaku yang buruk nantinya. Anak diibaratkan kain putih bersih, orang tualah yang bertanggung jawab untuk mendesainnya.
Tips Melatih Anak Untuk Makan Sendiri

Demikian pula halnya dengan pendidikan dalam mengajarkan anak untuk mandiri makan sendiri. Orang tua perlu mengajari anak cara yang benar untuk memastikan anak bisa makan sendiri. Mari kita praktekkan caranya di bawah ini.
Selalu Makan Bersama
Amalan makan bersama harus dilakukan dalam keluarga. Makan bersama orang tua dan anak. Pada waktu makan, pastikan Bunda mengundang semua anak untuk makan di meja bersama.
Jika tindakan ini dilakukan sepanjang waktu, anak kecil akan mengembangkan minat makan. Jangan pernah biarkan anak makan sendirian, karena ia akan merasa bosan dan tidak senang karena tidak ada teman saat makan. Bahkan jika Bunda sudah makan, pastikan Bunda berada di sisinya untuk mengawasinya makan.
Duduk Di Kursi Sendiri
Bunda juga dapat menggunakan kursi bayi untuk memudahkan anak saat makan tanpa mengganggu Bunda. Biarkan dia duduk untuk menikmati makanannya. Jangan biasakan menggendong anak saat makan. Ini tidak hanya tidak mendidik anak, tetapi juga akan menyulitkan untuk makan.
Jadi pikirkan dan lakukan dengan cara yang cerdas dengan membiarkannya duduk di kursi bayi sendiri. Tindakan ini akan meningkatkan kepercayaan diri anak dan dia pasti akan senang bisa makan sendiri.
Jangan Menyuapi
Jika Bunda sudah membiarkan anak duduk di kursi bayi saat makan untuk memudahkan Bunda memberinya makan, Bunda bisa menyajikan makanan di mangkuk bayi dan meletakkannya di depannya sehingga dia bisa belajar makan sendiri.
Jangan pernah marah karena anak akan makan berantakan. Biarkan saja dan Bunda harus bersabar karena anak-anak sedang dalam proses belajar. Marah hanya akan membuat anak menangis dan terus tidak mau makan.
Orang tua perlu mendidik secara bertahap, hindari mendidik dengan terlalu banyak hal dan menyebabkan stres pada anak. Biarkan dia belajar satu hal dulu. Jika dia pandai makan sendiri, ajari dia untuk makan dengan hati-hati dan tidak membuang sampah sembarangan.
Awali Belajar Makan Menggunakan Tangan
Jika Bunda ingin mendidik anak untuk makan sendiri, Bunda bisa memulainya dengan makan menggunakan tangan. Pasalnya, makan dengan tangan lebih mudah daripada makan menggunakan sendok. Makan dengan sendok sedikit berisiko karena anak baru saja akan belajar makan sendiri.
Hal ini untuk mencegah agar tidak tersangkut di tenggorokan. Tetapi, Bunda juga harus makan dengan tangan. Biarkan anak belajar dari apa yang dia lihat yang kita lakukan.
Dari sana dia akan belajar makan dengan tangannya. Jika anak pandai menggunakan tangannya, Nanti Bunda bisa mengajarinya cara memegang sendok dengan benar. Cari sendok yang sesuai dengan usia anak. Sehingga dia lebih tertarik untuk makan. Jika anak pandai makan dengan sendok, sebaiknya Bunda selalu memantaunya.
Memberikan Makanan yang Mudah di Pegang
Untuk mendidik anak makan sendiri, orang tua harus memulainya dengan memberikan makanan yang mudah dipegang. Hindari memberikan makanan yang keras, lunak dan licin. Beri dia makan ayam, sayuran, dan nasi yang mudah dipegang.
Buah juga bisa diberikan padanya. Jika anak ingin makanan berkuah, pastikan Bunda memberi kuah terlebih dahulu kepadanya dan tunjukkan cara menggunakan sendok untuk memakan makanan kuah tersebut. Jika Bunda ingin memberinya nasi, Bunda bisa mengelompokkan nasi tersebut menjadi bola-bola agar si kecil dapat dengan mudah mengambil dan memakannya.
Jangan Memarahi Anak
Hal yang harus dihindari saat mendidik anak belajar makan sendiri adalah tidak memarahi. Jika dia baru akan belajar makan sendiri, beri dia kesempatan untuk membiasakan diri dengan situasi tersebut.
Pastikan meja dan kursi makan nyaman untuk si kecil makan. Jika dia makan dengan berantakan, Bunda tidak perlu memarahinya, tetapi menasihati dan mengajarinya cara makan yang benar. Gunakan bahasa yang merangsang anak untuk bersenang-senang sambil makan.
TANDA ANAK KEKURANGAN ZAT BESI

Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat mempengaruhi kemampuan dan fungsi tubuh anak. Mungkin orang tua tidak memperhatikan gejala kekurangan zat besi sampai anak mereka mengalami anemia.
Beberapa gejala dan tanda kekurangan zat besi pada anak yang dapat dideteksi antara lain:
Cepat Lelah
Pada tahap awal, anak akan tampak kurang aktif, kurang lincah dan cepat lelah dari biasanya. Jika tidak terdeteksi, kelelahan yang berkepanjangan ini dapat mengganggu pernapasan dan anak mungkin merasa tercekik, sesak napas, sementara detak jantung juga akan cepat.
Mudah Marah
Karena kondisi lelah, anak yang kekurangan zat besi juga tidak suka bermain karena mudah lelah. Si kecil yang tidak pandai berbicara mungkin akan sering mudah tersinggung.
Sulit Konsentrasi
Selain kelelahan, kekurangan zat besi pada anak bisa membuat mereka sulit berkonsentrasi.
Anak yang lebih besar mungkin mengeluh pusing, misalnya saat berdiri dari posisi duduk.
Pucat
Secara fisik, anak yang kekurangan zat besi memiliki kulit yang tampak pucat.
Dalam beberapa kasus, mata putih juga bisa tampak kebiruan.
Menginginkan Hal Aneh
Keinginan untuk makan hal-hal aneh seperti plastik, rambut, es atau hal-hal yang “bukan makanan” selama sebulan atau lebih.
Kondisi ini juga dikenal sebagai Gangguan Pica.
Kuku Rapuh
Kekurangan zat besi pada anak juga membuat kuku rapuh dan mudah patah.
Gangguan Pertumbuhan
Menurut penelitian, anak-anak dengan kekurangan zat besi memiliki keterampilan motorik yang lebih lemah dari biasanya. Selain gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan milestone, perilaku anak bermasalah juga terkait dengan masalah tersebut.
TIPS MENGATASI ANAK YANG MAKAN PERLAHAN

Hindari Gangguan
Pertama-tama, pastikan anak duduk di meja makan tanpa gangguan. Hindari menonton TV, ponsel atau gadget karena ini semua akan mengalihkan perhatiannya dari makanan yang ada di depan matanya. Kebiasaan ini juga tidak boleh dilakukan oleh orang dewasa karena pikiran kita tidak bisa fokus pada makanan dan rasa kenyang. Akibatnya, kita akan cenderung makan berlebihan saat terlalu sibuk menonton TV atau bermain ponsel.
Hias Makanan Agar Menarik
Cobalah untuk membuat waktu makan lebih menyenangkan dengan melakukan beberapa cara kreatif untuk menghiasnya. Misalnya, Bunda bisa memotong roti berbentuk hati, memotong buah berbentuk bintang, atau membuat bento lucu yang bisa menggugah minat mereka untuk makan.
Duduk Bersama
Biasakan anak-anak untuk duduk satu meja makan sekeluarga. Ada anak yang lambat makan karena sulit makan. Namun ada juga yang sengaja telat makan karena ingin diperhatikan orang tuanya. Jadi jika Bunda adalah tipe orang yang selalu sibuk dan tidak sempat makan bersama anak, duduklah bersama anak sambil makan.
Kurangi Makan Snack
Anak-anak sangat suka makanan ringan. Meskipun kita memberikan makanan ringan yang bergizi seperti buah-buahan, usahakan untuk tidak memberikan makanan ringan tersebut saat waktu makan hampir tiba. Camilan ini akan membuat anak kenyang untuk sementara waktu dan secara tidak langsung juga merusak selera makan mereka. Makanya kalau makan nasi, lambat banget habisnya!
Menjadi Realistis
Anak-anak akan tetap kekanak-kanakan, jadi jangan berharap mereka makan seperti orang dewasa. Itu benar, mereka bisa dilatih untuk makan dengan baik. Tapi, butuh banyak waktu dan kesabaran. Jadi, kita perlu merencanakan waktu yang tepat agar anak bisa makan dengan santai. Kemampuan mengunyah anak tentu tidak sama dengan orang dewasa. Selain itu, perhatikan porsi yang tepat agar anak tidak merasa kewalahan saat melihat terlalu banyak makanan di piringnya.
Atur Waktu 30 Menit Untuk Makan
Biasakan anak untuk makan dalam waktu 30 menit setelah makanan disajikan kepada mereka. Setelah 30 menit berlalu, makanan akan mendingin dan menjadi kurang enak. Sebagian besar makanan pasti lebih enak dimakan panas, bukan?

Apapun Bunda, jangan kesal jika anak makannya pelan-pelan. Itu normal dan kebiasaan ini bisa diatasi dengan sedikit latihan dan kesabaran!