
MENDIDIK ANAK DENGAN CARA ISLAM – Kita selalu mendengar, ketika kita melihat anak nakal, orang akan berkata, “Hah tuh anak kok nakal amat, apakah ayah ibunya tidak mengajarinya”. Kedengarannya agak keras bukan?
Bagaimana jika anak itu adalah anak kita sendiri? Tentu saja itu akan menggetarkan jiwa. Terkadang bukan karena kita tidak mendidik anak kita, hanya saja anak tersebut dipengaruhi oleh teman-temannya yang lain. Apa salahnya mendekati anak nakal itu dan memberi sedikit nasihat? Dikhawatirkan jika tidak ada yang peduli, mereka akan menjadi anak yang lebih buruk.
Lalu apa yang harus dilakukan orang tua? Mengambil sedikit dari sumber ini, mari kita lihat tips dan pedoman mendidik anak, termasuk memukul anak dengan cara yang islami.
- HINDARI MEMUKUL ANAK DARI LUTUT KE ATAS
Kendalikan diri Bunda sebagai orang tua. Hindari untuk memukul anak dari lutut ke atas. Jika Bunda sangat marah, pukul kaki anak itu secara pelan. jangan sampai anak merasa kesakitan ya bun
- HINDARI MENGGUNAKAN TANGAN ATAU TUBUH LAIN UNTUK MENAMPAR ANAK
Lebih penting lagi, bahkan jika kita pernah mengalami ini sebelumnya, jangan pernah menampar anak dengan tangan kita. Ini akan menjadi lebih buruk di mana anak akan tumbuh nakal dan keras kepala. - AJARKAN ANAK UNTUK BERDOA
Rotan atau pukul anak di telapak kakinya. secara pelan, bukan dengan amarah yang meluap-luap. Secara ilmiah ada hubungannya dengan pijat refleksi dan stimulasi ke bagian-bagian otak. Mengambil sedikit informasi dari sini, berikut sedikit penjelasannya:
Sabda Nabi s.a.w.
“Perintahkan anak-anakmu untuk shalat ketika mereka berusia 7 tahun, dan pukul mereka karena tidak sholat ketika mereka berusia 10 tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka” (H.R. Ahmad & Abu Daud)
Imam Nawawi berkata, orang yang tidak dibebani untuk mendirikan shalat, kita tidak diperintahkan untuk mengerjakannya, kecuali anak kecil laki-laki dan perempuan. Anak yang sudah mencapai usia 7 tahun jika mumayyiz, disuruh mendirikan shalat berdasarkan sunnah. Jika sudah berumur 10 tahun, mereka harus diperintahkan untuk shalat. Dan dipukuli jika mereka menolak untuk mengaturnya. Hadits ini mengingatkan kita akan firman Allah:
“Dan perintahkanlah kepada anggota keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabar atas kesulitan yang kamu hadapi karenanya..” (Toha: 132)
“Hai orang-orang yang beriman! Lindungilah dirimu dan keluargamu dari api Neraka..” (At-Tahrim: 66) Para pengikut Asy-Syafie berkata: Biarkan para wali (orang tua atau wali) memerintahkan anak-anak untuk menghadiri shalat berjamaah dan menjelaskan kepada mereka agama hukum yang harus mereka jalankan, seperti kewajiban bagi wali untuk mendidik anak tentang aurat, miras, dusta, ghibah dan sebagainya.
Ar-Rafi’ie berkata: Adalah berat bagi orang tua untuk memberikan pendidikan yang murni, doa dan hukum syariah kepada anak-anak mereka ketika mereka berusia 7 tahun dan memukul mereka jika mereka menolak untuk taat jika usia mereka telah mencapai 10 tahun. Biaya pendidikan diambil dari harta anak jika ia kaya, dan ditanggung oleh ayah jika anak tidak kaya.
Jika ia tidak mempunyai ayah, maka biayanya ditanggung oleh ibu, dan jika anak tidak memiliki wali, kewajiban itu dilakukan oleh penguasa di negara tersebut. Misalnya qadhi atau sejenisnya, anak kecil tentu tidak dibebani dengan perintah agama baik berdasarkan wajib maupun sunnah, hadits di atas sebenarnya ditujukan kepada para wali. Tujuannya untuk membiasakan anak-anak mendirikan shalat sejak sebelum mukallaf kembali, setelah dibiasakan sejak kecil, tidak sulit bagi mereka untuk melakukannya setelah dewasa.

- NAMA YANG BAIK
Beri dan panggil anak dengan nama yang baik. Nama panggilan yang buruk akan membuat anak Bunda merasa malu dan minder. Lebih memalukan ketika teman-teman mereka mengetahui tentang panggilan itu. - BERI PELUKAN ANAK Bunda SETIAP HARI
Beri anak Bunda pelukan setiap hari. Studi menunjukkan anak yang dipeluk setiap hari akan memiliki kekuatan IQ yang lebih kuat dibandingkan anak yang jarang dipeluk. - PEMANDANGAN CINTA
Lihatlah anak Bunda dengan tatapan penuh kasih. Pandangan ini akan membuat anak Bunda lebih percaya diri ketika berhadapan dengan lingkungan. - MEMBERI PUJIAN KEPADA ANAK
Berikan penguatan setiap kali anak Bunda melakukan sesuatu yang baik. Berikan pujian, pelukan, ciuman, hadiah atau setidaknya senyuman untuk setiap kebaikan yang dia lakukan. - MENGAKUI KESALAHAN ANAK
Jangan berharap anak Bunda yang belum dewasa melakukan sesuatu yang baik secara terus menerus, mereka hanyalah anak yang sedang berkembang. Perkembangan mereka membuat mereka ingin mengalami segalanya, termasuk melakukan kesalahan. - PRIORITASKAN KELUARGA ATAU ‘FAMILY First’
Saat menghadapi masalah pekerjaan dan keluarga, pilihlah keluarga. Seorang penulis menyatakan bahwa anak-anak terus tumbuh. Waktu itu terus berjalan dan tidak akan kembali. - HINDARI MENGELUH KARENA ANAK
Dalam membesarkan dan mendidik anak, orang tua tidak boleh mengeluh. Keluhan akan membuat anak merasa terbebani. - DENGARKAN KETIKA ANAK-ANAK BERBICARA
Dengarkan cerita anak Bunda, cerita yang tidak akan bisa Bunda dengar lagi di kemudian hari. Tunggu giliran Bunda untuk berbicara. Ini akan mengajarkan anak Bundatentang giliran untuk berbicara. Dengan kata lain, ‘Jadilah pendengar yang baik’. Kata orang, kamu juga harus punya ilmu untuk berbicara dengan anak. Jangan disibukkan dengan hanya orang tua yang tepat. - ANAK TENANG
Terkadang, anak kita panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Yakinkan anak Bunda kapan pun mereka membutuhkannya. Peluk erat dan tunjukkan cinta yang tak terbagi.
- TUNJUKKAN ANAK CARA MENENANGKAN DIRINYA SENDIRI
Jangan hanya berpelukan. Masukkan kata-kata nasihat dan instruksi yang tepat. Jika ada pertengkaran di antara saudara kandung, pecahkan dengan suara lembut. Tunjukkan pada anak Bunda cara menenangkan diri. Mereka akan menirunya. Pertama-tama, orang tua harus tenang dulu! - MERAYAKAN ‘ULANG TAHUN’ BERSAMA
Dahulu kala, tidak ada perayaan ulang tahun. Cukup dengan bubur merah. Usia saat ini berbeda. Bisa coba buat sedikit persiapan untuk anak-anak merayakan ulang tahunnya. Siapkan kado ulang tahun yang unik meski harganya murah. Keunikan akan membuat anak Bunda belajar menghargai. Anak yang berasal dari lingkungan yang apresiatif akan belajar menghargai orang lain. Sejujurnya, tidak perlu ‘pesta’ atau kue besar. Untuk anak-anak, sepotong kue saja sudah cukup. - ULANGI INSTRUKSI BEBERAPA KALI
Kemungkinan anak kita menerima instruksi bukan pertama kali dia belajar. Mereka mungkin membutuhkan kita untuk mengajar mereka lebih dari sekali. Orang tua harus bersabar dalam hal ini. Terkadang anak tidak memahami instruksi. Mereka perlu membiasakan diri dan mengikuti instruksi berulang kali. - Lakukan kegiatan bersama anak-anak.
Luangkan waktu bersama anak Bunda di luar rumah, pegang tangan anak saat Bunda berjalan bersama mereka. Mereka pasti akan merasakan pentingnya kehadiran mereka dalam kehidupan pernikahan Bunda . Lakukan kegiatan yang bermanfaat bersama. Ingat, kualitas waktu lebih penting daripada kuantitas. Anak-anak akan mengingat saat-saat indah mereka bersama orang tua mereka selamanya.
- TINGGALKAN PEKERJAAN DI KANTOR
Anak-anak menginginkan perhatian. Jika pekerjaan kantor dibawa pulang, tentu waktu akan diprioritaskan untuk bekerja. Menghadapi ‘laptop’ sepanjang waktu adalah pengabaian emosional dari pihak anak-anak. - HARGAI GAME FAVORIT ANAK Bunda
Mereka juga akan pada saat yang sama menghargai barang-barang hewan peliharaan Bunda . Hindari membuang hewan peliharaan mereka bahkan jika mereka rusak. Mintalah izin mereka sebelum melakukannya. - JANGAN BIARKAN ANAK Bunda TIDUR TANPA Ciuman Selamat Malam
Tampaknya agak kebarat-baratan? Oh tidak! Hanya saja masyarakat kita tidak mempraktekkan perbuatan ini. Berciuman itu subjektif. Mereka mungkin belum mengerti apa arti ciuman. Namun, berikan ciuman sebagai tanda cinta kita kepada mereka. Sambil berciuman, sambil mengusap kepala anak. Membaca doa yang baik. - MENERIMA ANAK-ANAK SEBAGAIMANA ADANYA
Terimalah bahwa terkadang Bunda bukanlah orang tua yang sempurna. Terkadang tanpa sengaja, kita akan memukul anak dan menyesalinya di kemudian hari. Tidak ada orang tua yang sempurna. Tujuan kami di sini adalah untuk belajar bersama.
KESIMPULAN MENDIDIK ANAK DENGAN CARA ISLAM
Mendidik anak sesuai dengan ajaran Islam. Mereka akan menjadi penghalang bagi kita sebagai orang tua dari api neraka. Mengambil uraian hadits dari JAKIM,
Dari Aisyah R.ha dia berkata, “Seorang wanita datang ke rumahku meminta (makan), tidak ada di sisiku kecuali kurma dan aku memberikannya padanya”. Jadi dia membagi kurma untuk kedua anaknya dan dia sendiri tidak memakannya. Kemudian dia keluar (dari rumah Aisha). Setelah Nabi SAW datang kepada kami dan saya menceritakannya (peristiwa itu), lalu beliau bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan gadis-gadis ini dengan sesuatu dan kemudian dia memperlakukan (memelihara) mereka dengan baik, mereka adalah penghalang dari api neraka”.
Deskripsi hadits:
Umat Islam disuruh memenuhi keinginan orang yang meminta meski dengan sedikit bantuan.
Orang tua harus memprioritaskan kebutuhan anaknya seperti makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya.
Orang tua yang mendidik dan mengasuh anaknya dengan sempurna dijamin akan terbebas dari api neraka.
Hadits ini menunjukkan keutamaan merawat dan mendidik anak perempuan. Itu akan menjadi perisai dari api neraka jika dilakukan seperti yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Mari kita semua berdoa untuk anak yang shaleh dan shaleh. Jika ada waktu, Bunda bisa belajar bagaimana mendisiplinkan anak Bunda tanpa memukuli anak.
Semoga bermanfaat!